![]() |
| Foto : Eddy Ngganggus |
Kupang, A1 Channel - Memasuki bulan Oktober 2024 laba bank NTT berkurang Rp 45 miliar atau turun 23% di bandingkan dengan periode yang sama di bulan Oktober tahun 2021 lalu. Tercatat laba yang diperoleh bank NTT tiga tahun lalu yakni pada bulan Oktober 2021 sebesar Rp 192,6 miliar , namun di bulan Oktober tahun 2024 tersisa Rp 147,4 miliar. Sebuah penurunan yang cukup besar. Laba yang bertumbuh negatif ini adalah anomaly . Setidaknya karena tiga sebab ; yang pertama ,mengapa laba turun disaat baki debet kredit bertumbuh 15 % yakni dari Rp 11,2 Triliun pada Oktober tahun 2021 menjadi Rp 12,9 Triliun pada Oktober tahun 2024 . Sebab kedua dinilai anomaly karena pertumbuhan negative ini terjadi di tengah pergantian Direksi sebelum waktunya , yang konon katanya untuk mperbaikan kinerja bank. Sebab yang ketiga adalah, laba bank turun di saat kondisi fundamental ekonomi NTT dalam keadaan baik.
Perkembangan lengkap perolehan laba per oktober 2021 , hingga Oktober 2024 tersaji seperti pada grafik 1 di bawah ini .
Grafik 1 dalam jutaan
Sumber Data grafik 1, diolah dari www.bpdntt.co.id
Penurunan laba ini terjadi di tengah kondisi fundamental ekonomi propinsi NTT dalam keadaan baik.
Gubernur NTT serta para bupati dan walikota Kupang terpilih selaku Pemegang Saham bank NTT dihadapkan pada tantangan anomaly , karena trend menurunnya laba justru terjadi ditengah kondisi fundamental ekonomi di NTT yang baik, lalu pertumbuhan kredit yang baik, serta di tengah dua kali pergantian Direksi dan satun kali pergantian komisaris.
Perbaikan kinerja keuangan Bank NTT hendaknya menjadi salah satu prioritas perhatian para kepala daerah . Salah satu bentuk perhatian yang bisa dilakukan oleh para Kepala Daerah terpilih adalah dengan mengidentifikasi sumber pendapatan daerah yang potensial.
Salah satu entry gate mendongkrak Pertumbuhan ekonomi di NTT adalah dengan mendayagunakan kinerja bank NTT.
Mengapa kinerja bank NTT urgen di kawal ? Karena asset bank NTT cukup besar . Per Oktober 2024 tercatat Rp 17,6 triliun, dengan baki debet kredit Rp 12,8 Triliun. Bandingkan dengan jumlah APBD Propinsi NTT tahun 2024 sekitar Rp 5 Triliun lebih.
Besarnya asset dan baki debet kredit bank NTT sangat potensial menjadi sumber income Pemerintah daerah di NTT, juga sebagai sumber income bagi seluruh stake holder bank, mulai dari karyawan, masyarakat, penabung, peminjam dan pengguna jasa bank lainnya. Arah pengawasan yang spesifik salah satunya adalah pada kecenderungan menurunnya laba bank NTT sejak thn 2022 agar bisa dikendalikan. Menurunnya laba di tengah meningkatnya pemberian kredit ini adalah indikasi stagnasi kompetensi dan kapasitas para pengurus bank. Dua kompetensi yang perlu di evaluasi yakni kapasitas teknis dan kapasitas etis.
Mengapa kompetensi pengurusnya yang menjadi perhatian ? Karena kondisi fundamental ekonomi NTT bertumbuh dengan baik, misalnya pertumbuhan ekonomi triw III 2024 sebesar 3,66 %, inflasi 1,84%. Bila kondisi fundamental ekonomi NTT baik, sedangkan trend kinerja laba bank NTT menurun ,itu indikasinya ada persoalan pada faktor non fundamental ekonomi. Salah satu faktor non fundamental ekonomi itu adalah kinerja para pengurus banknya.
Fundamental ekonomi NTT tergolong kuat, namun hal ini bisa tergerus bila faktor non fundamental ekonomi tidak di manage dengan taat asas. Faktor non fundamental paling utama adalah PERILAKU pengurus bank. Integritas adalah unsur utama di dalam perilaku itu . Integritas yang berisi nilai-nilai keutamaan, diantaranya sifat JUJUR.
Sifat jujur ini adalah salah satu bentuk tata kelola atau Good Corporate Governance (GCG) yang tegas. Untuk mencapai bankNTT yang sehat kuat dan terpercaya. Sehingga slogan menambung di bank NTT dengan membangun NTT, bukan slogan tanpa makna..

